Jangan Mencela Orang Yang Sudah Mati

Di dalam hidup bermasyarakat, seorang Muslim perlu membawa diri dan menampakkan akhlaq yang mulia sehingga menjadi contoh dan teladan yang baik bagi manusia. Sehingga, apabila suatu ketika berpisah dengan masyarakat tersebut, maka kenangan yang baiklah yang selalu mereka ingat dari dirinya.

Sebaliknya, bila selama hidup bermasyarakat tersebut dia tidak bisa membawa diri dan berprilaku sebagai seorang Muslim yang beriman bahkan selalu membuat masalah dengan prilaku yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, maka manakala berpisah dengan lingkungan tersebut, hanya kenangan yang jeleklah yang selalu diingat dari dirinya. Dan hal ini semua biasanya terus berlaku hingga seseorang itu meninggalkan dunia yang fana ini. (Read More)

Menceritakan Aib Orang Lain

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasululloh shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, yang artinya: “Tahukah kamu apakah ghibah( menceritakan aib orang lain) itu ? Maka para sahabat menjawab: Alloh dan Rasul-Nya lebih tahu ? Rasululloh shallallahu ‘alaihi wasallam menerangkan: yaitu kamu menyebut saudaramu dengan sesuatu yang dia benci ? maka ada yang bertanya: beritahukan kepada kami, bagaimana jika yang saya katakan ada padanya ? beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: jika yang kamu katakan ada padanya, maka kamu telah berbuat ghibah, dan jika tidak ada padanya apa yang kamu katakan, maka kamu telah berdusta padanya” (HR. Muslim) (Read More)

Surga Di Bawah Telapak Kaki Ibu

Hadits ini tentunya tidak lagi asing bagi siapapun, sebab sangat sering diucapkan ataupun didengar melalui berbagai media. Bahkan banyak yang menyalahgunakan untuk berbagai kepentingan dunia semata.

Namun ada hal yang perlu diklarifikasi lagi mengingat penisbahannya kepada sabda Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam bukanlah hal main-main; apakah kualitas hadits dengan redaksi seperti itu dapat dipertanggungjawabkan ataukah tidak? Kalau, begitu apakah ada hadits dengan naskah yang lain? Ataukah hanya maknanya saja yang shahih? (Read More)

Ilmu Hadits [Bag 2]: Mengenal Ilmu Hadits IV

Apakah yang menyebabkan timbulnya Hadits-HaditsPalsu???. Didalam Kitab Khulaashah Ilmil Hadits dijelaskan bahwa kabar yang datang pada Hadits ada tiga macam: Yang wajib dibenarkan (diterima), Yang wajib ditolak (didustakan, tidak boleh diterima) yaitu Hadits yang diadakan orang mengatasnamakan Rasululloh Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, Yang wajib ditangguhkan (tidak boleh diamalkan) dulu sampai jelas penelitian tentang kebenarannya, karena ada dua kemungkinan. Boleh jadi itu adalah ucapan Nabi dan boleh jadi pula itu bukan ucapan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam (dipalsukan atas nama Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam)
(Read More)

Ilmu Hadits [Bag 2]: Mengenal Ilmu Hadits III

Berhujjah dengan hadits dlaif ??? Para ulama sepakat melarang meriwayatkan hadits dlaif yang maudlu’ tanpa menyebutkan kemaudlu’annya. Adapun kalau hadits dlaif itu bukan hadits maudlu’ maka diperselisihkan tentang boleh atau tidaknya diriwayatkan untuk berhujjah. Berikut ini pendapat yang ada yaitu, Pendapat Pertama Melarang secara mutlak meriwayatkan segala macam hadits dlaif, baik untuk menetapkan hukum, maupun untuk memberi sugesti amalan utama. Pendapat ini dipertahankan oleh abu Bakar Ibnul ‘Araby.
(Read More)

Ilmu Hadits [Bag 2]: Mengenal Ilmu Hadits II

Pada halaman ini dibahas mengenai Klasifikasi Hadits, Syarat-Syarat Hadits Shohih, Klasifikasi Hadits Dlaif Berdasarkan Kecacatan Perawinya, Gugurnya Rawi dan Sifat Matannya.

Klasifikasi hadits menurut dapat (diterima) atau ditolaknya hadits sebagai Hujjah ( dasar hukum ) adalah: Hadits Shohih adalah hadits yang  diriwayat-kan oleh rawi yang adil, sempurna ingatan, sanadnya bersambung, tidak ber illat dan tidak janggal. Illat hadits yang dimaksud adalah suatu penyakit yang samar-samar yang dapat menodai keshohihan suatu hadits (Read More)

Ilmu Hadits [Bag 2]: Mengenal Ilmu Hadits I

Artikel “Mengenal Ilmu Hadits I sampai IV” ini secara detail berupaya mengenalkan istilah-istilah yang terdapat dalam Ilmu Musthola’ah Hadits. Khusus pada halaman ini dibahas mengenai Defenisi, Unsur-Unsur yang ada dalam menerima Hadits, Sistem Penyusunan Hadits, dan Sanad.  Mudah-mudahan bermanfaat bagi kaum muslimin yang ingin ittiba (mengikuti) sunnah Rasul dan tidak mengingkari semua sunnah atau hadist karena alasan ada beberapa hadist yang palsu (tanpa mengetahui mana yang palsu dan benar secara sesungguhnya).
(Read More)

Ilmu Hadits [Bag 1]

Begitu pentingnya kita mempelajari agama, karena barang siapa yang jahil terhadap agama maka dia bisa termasuk kepada sabda nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ketika seseorang ditanya di dalam kubur dan orang yang ragu-ragu dan munafik maka mereka berkata hah, hah, la Adri (aku tak tahu), aku mendengar orang mengatakan hal tersebut lalu aku mengatakannya, maka dipukulkan kepadanya dengan besi pukulan yang keras, yang segala sesuatu mendengar jeritannya kecuali manusia, dan apabila manusia mendengar niscaaya dia akan pingsan..
(Read More)

Keutamaan yang Mengetahui dan Mengajar

Dari Abi Musa Radhiallahu Anhu, katanya Nabi Shalallahu Alaihi wa sallam bersabda, “Perumpamaan petunjuk dan ilmu pengetahuan, yang oleh karena itu Allah mengutus aku untuk menyampaikanya, seperti hujan lebat jatuh ke bumi; bumi itu ada yang subur, menyerap air, menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan rumput-rumput yang banyak. Ada pula yang keras tidak menyerap air sehingga tergenang, maka Allah memberi manfaat dengan hal itu kepada manusia. Mereka dapat minum dan memberi minum (binatang ternak dan sebagainya), dan untuk bercocok tanam. Ada pula hujan yang jatuh kebagian lain, yaitu di atas tanah yang tidak menggenangkan air dan tidak pula menumbuhkan rumput. Begitulah perumpamaan orang yang belajar agama, yang mau memanfaatkan sesuatu yang oleh karena itu Allah mengutus aku menyampaikannya, dipelajarinya dan diajarkannya. Begitu pula perumpamaan orang yang tidak mau memikirkan dan mengambil peduli dengan petunjuk Allah, yang aku diutus untuk menyampaikannya.”Abu Abdillah berkata, bahwa Ishaq berkata,” Dan ada diantara bagian bumi yang digenangi air, tapi tidak menyerap.” (Arti dari Hadts No 79 – Kitab Fathu Bari) (Read More)

Hadits Shahih bertentangan dengan Al-Qur`an?

“Ada sebagian orang yang berkata bahwa apabila terdapat sebuah hadits yang bertentangan dengan ayat Al-Qur’an maka hadits tersebut harus kita tolak walaupun derajatnya shahih. Mereka mencontohkan sebuah hadits :”Sesungguhnya mayit akan disiksa disebabkan tangisan dari keluarganya.” Mereka berkata bahwa hadits tersebut ditolak oleh Aisyah Radliyallahu ‘anha dengan sebuah ayat dalam Al-Qur’an surat Fathir ayat 18: “Seseorang tidak akan memikul dosa orang lain.” Bagaimana kita membantah pendapat mereka ini ? (Pertanyaan seseorang kepada Asy-Syaikh Al Bani) (Read More)

« Laman SebelumnyaLaman Berikutnya »